Gara-gara Video Pembelajaran Ini, Seorang Siswa Berkomentar “Gara-gara video lu gw disuruh nulis ini ama guru gw”
Sumber: SS Komentar Youtube.com/CecepGaos |
Gara-gara Video Pembelajaran
Ini, Seorang Siswa Berkomentar “Gara-gara video lu gw disuruh nulis ini ama
guru gw”
Oleh: Cecep Gaos,
S.Pd
Sekitar enam bulan yang lalu,
tepatnya tanggal 5 Oktober 2019, saya membuat sebuah video pembelajaran PPKn
dengan judul Ringkasan
Materi PPKn Kls VIII Bab 6 “Memperkuat Komitmen Kebangsaan”. Video
pembelajaran tersebut saya buat untuk mempersiapkan dan melengkapi media
pembelajaran mata pelajaran PPKn yang saya ampu saat ini. Video pembelajaran
tersebut kemudian saya upload di YouTube
Channel saya.
Video pembelajaran tersebut saya
buat dengan menggunakan aplikasi pembuat video animasi online Powtoon.
Sebetulnya saat itu saya baru mengenal aplikasi Powtoon ini, sehingga
belum begitu familiar dan mahir menggunakannya meskipun sudah ada beberapa
template disediakan pada aplikasi tersebut. Dengan perlahan dan penuh kesabaran,
saya terus mencoba membuat videonya setahap demi setahap mengikuti setiap
langkah cara membuat video Powtoon yang saya pahami saat itu.
Setelah beberapa saat, saya lupa
berapa menit lamanya, akhirnya video pembelajaran tersebut selesai saya buat. Kemudian
tanpa menunggu lama, saya pun menguploadnya di YouTube Channel saya.
Hari berganti, minggu berlalu, bulan
pun terus berjalan. Setelah video tesebut diupload, saat itu saya tidak begitu mengetahui
perkembangan jumlah viewer atau penonton video tersebut. Terlebih tidak
ada komentar satu pun yang masuk pada video tersebut, sehingga tidak ada notifikasi
yang masuk ke dalam e-mail saya.
Hingga pada akhirnya, sebuah
virus mematikan, Covid-19 (virus corona), mewabah dan merebak ke seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Untuk mencegah dampak terburuk dan terus merebaknya
Covid-19 ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan social distancing atau
pembatasan masyarakat untuk bersosialisasi.
Dengan semakin cepatnya
penyebaran Covid-19 ini, dan pengidapnya pun semakin banyak jumlahnya, lebih
lanjut pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan work from home
(bekerja dari rumah). Ini artinya masyarakat dilarang untuk beraktivitas di luar
rumah, terlebih secara berkerumun. Pun demikian Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengeluarkan kebijakan yang sama. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pada tanggal 17 Maret 2020 mengeluarkan SE (Surat Edaran) Nomor 36962/MPK.A/HK/2020
tentang Pembelajaran Secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Dengan dikeluarkannya SE
tersebut, maka pembelajaran pun harus dilakukan secara daring (on-line).
Guru dan murid tidak lagi berada di satu tempat yang sama. Hal ini memaksa para
guru untuk memberikan pembelajaran berbasis digital dan/atau internet. Pun
demikian dengan para siswa. Mereka harus menerima pembelajaran berbasis digital
dan/atau internet.
Dengan situasi dan kondisi
seperti ini, mau tidak mau, guru harus memberikan materi pembelajaran dalam
bentuk digital atau online, baik yang dibuat oleh diri sendiri ataupun
memanfaatkan materi atau media pembelajaran online yang tersedia di
internet.
Kembali ke soal video pembelajaran
yang saya upload di YouTube yang saya sampaikan di awal. Dengan situasi dan
kondisi yang terjadi saat ini, mulai lah bermunculan notifikasi komentar pada
video-video pembelajaran yang saya upload, termasuk pada video yang saya ceritakan
di awal tadi. Komentar tersebut datang baik dari sesama guru, mungkin orang tua, ataupun juga siswa.
Lalu sore tadi, sekitar pukul 5, masuk
sebuah notifikasi komentar pada video yang berjudul Ringkasan Materi PPKn Kls
VIII Bab 6 “Memperkuat Komitmen Kebangsaan” tersebut yang membuat saya tesenyum,
bahkan tertawa. Senyum dan tawa ini secara refleks keluar dari mulut saya. Komentar
tersebut berbunyi “Gara-gara video lu gw disuruh nulis ini ama guru gw”.
Sumber: SS Komentar Youtube.com/CecepGaos |
Komentar tersebut sepertinya
berasal dari seorang siswa, entah siswa siapa dan dari sekolah mana. Isi
komentar tersebut bisa dimaknai sebagai ungkapan kekesalan siswa yang
bersangkutan. Tetapi kemudian saya menerka-nerka mengapa siswa tersebut berani
memberikan komentar seperti itu. Barangkali dikarenakan siswa yang bersangkutan
tidak mengetahui bahwa pembuat dan pemilik video tersebut juga adalah seorang
guru. Memang pada video tersebut saya lupa mencantumkan identitas saya pada bagian
intronya, tidak seperti video-video saya yang lainnya.
Setelah beberapa saat, kemudian saya pun merenung.
Kejadian ini pasti ada hikmahnya dan mengandung mengandung pelajaran,
terutama bagi saya sebagai seorang guru.
Bagi saya sebagai seorang guru, hikmah
yang bisa diambil setidaknya sebagai berikut.
- Berikan tugas yang tidak terlalu memberatkan. Jika tugas terlalu memberatkan, bukannya diterima dengan baik, malah rasa kesal atau mungkin rasa marah yang akan muncul pada diri siswa. Sehingga pada akhirnya siswa tidak akan mendapatkan apa-apa dari tugas yang kita berikan.
- Sebagai guru, sebisa mungkin kita harus kreatif dalam memberikan pembelajaran. Dengan demikian, siswa akan merasa senang dengan pembelajaran yang kita berikan.
Bagi siswa atau anak, hikmah yang
bisa diambil setidaknya sebagai berikut.
- Agar senantiasa menjaga ucapan, sikap, dan perilaku kapanpun dan dimanapun.
- Agar senantiasa sopan dan santun dalam berinteraksi sosial di medsos
Selain hikmah/pelajaran terebut, tentu saja masih banyak hikmah
atau pelajaran lainnya yang bisa diambil dari kejadian ini. Masing-masing kita
dapat memaknai kejadian tersebut dari sudut pandang kita masing-masing.
Mohon untuk tidak memberikan cap negatif,
apalagi mengolok-olok atau bahkan membully, baik kepada siswa tersebut. Komentar yang disampikan menurut saya masih dalam taraf normal. Mari kita
jadikan ini sebagai pelajaran berharga bagi kita semua.
Wallahu a’lam. []
Wah bagus sekali tulisannya, Pak Cecep. Terima kasih telah berbagi dan menginspirasi. Self reflection bagi saya pribadi.
ReplyDeleteSama-sama Bu Qonita...
DeletePada dasarnya setiap diri kita harus dapat belajar membaca situasi dan kondisi bahwa dalam keadaan yang bersifat mendadak seperti saat ini dan tidak sebagaimana adanya, kita para guru harus bijak dalam memberikan tugas kepada para peserta didik dan mempertimbangkan aspek perkembangan psikologis mereka agar tidak terbebani oleh tugas yang "overload".
ReplyDeleteTerima kasih pak Cecep sudah berbagi pengalaman terbaiknya.
Betul Pak. Setuju.
DeleteSama-sama...